Rabu, 15 Februari 2012

Tentang Skripsi (part 1)

TTtttaraaa, aku sudah skripsi lho..ga percaya? memang sih aku rada malas ceritain tentang yang satu ini, bukan topik yang sangat-sangat menarik untuk dibahas menurutku. Karena, yaa..skripsi dalam hematku ga akan luar biasa selain karena dialah satu-satunya kunciku untuk memakai toga #usap-keringat


Rabu malam di bulan kedua 2012 ini, aku sedang coba selesaikan deadline skripsiku yang mulai berdebu..haha, lebai sekali. Wajarlah sampai berdebu, wong itu skripsi sudah tersimpan rapi di dokumen laptopku selama lebih dari 4 bulan. Walaupun rentang waktu segitu belum terlalu lama dalam pandanganku untuk menyelesaikan sebuah masterpiece #eaa tp mau ga mau harus jujur kalau skripsi ini aku kerjakan lebih dari 1 semester. Beberapa teman bahkan sudah mampu merampungkannya dan ikut gelombang pertama wisuda februari ini.

Sekarang aku baru mengerti pentingnya mematok target, yah tau sendiri bagaimana aku. Seringnya bermodal pola pikir sok seniman aku akan mengerjakan sesuatu "sak senengku" alias seenak jidat bin udel. haha, kapan aku suka ya dikerjain, kapan aku bosan aku "kiss bye"-in. Ternyata itu kesalahan fatal saat kamu sedang ngerjain minimal 70 halaman skripsi sodara-sodara. Memasang target yang rasional cuma akan menjadikan kamu terlalu banyak bersantai.

Well, bukan maksudnya aku mo bilang nulis skripsi itu ga sesusah yang sering diumbar orang. Skripsi memang susah, penuh lika-liku dan ribet, atau sebagaian orang mungkin mikir skripsi itu sederhana, cuma harus lebih tebal dari karya biasanya yang dia bikin. Tapi poin pentingnya adalah, rumit atau tidaknya pandangan kita terhadap skripsi sebenarnya ga (harus) mempengaruhi lama waktu kita dalam ngerjainnya.

Kenapa aku bilang begitu, karena itu yang sedang aku alamin. Dengan sok ilmuan aku pilih satu tema cuma karena aku tertarik menelitinya, bukan karena aku ngeh atau udah punya tujuh belas buku tentang tema itu, Gak samasekali, tok/hanya/cuma karena aku tertarik. Baiklah sebut itu kesalahan pertama, tapi aku senang sekali menyebut itu tantangan :)

Jujur di awal menulis aku samasekali ga mematok target dalam hal waktu yang ketat untuk ngerjainnya. Yahh dalam pikiranku asalkan itu bisa selesai sebelum April (saat pendadaran) itu sudah cukup. Tapi kenyataannya, tema menarik itu mulai memperlihatkan wujud aslinya, dia abstrak dan rumit sekali. Oh tuhan, terutama untuk orang sepertiku yang totally gak punya otak yang rumit (ga nemu istilah yang pas)

Tema yang aku pilih tentang sebuah putaran perundingan di WTO tentang pertanian yang udah berjalan hampir 11 tahun dan terus gagal disepakati. Kebayang kan apa aja disiplin ilmu yang harus sedikit banyak dikuasai untuk nulis tentang itu. Aku seenggaknya harus akrab baca berpuluh-puluh referensi yang campur baur dari 3 disiplin ilmu: pertanian-ekonomi dan politik. #gundulin-rambut

Tapi lagi-lagi bukan masalah tema, kalau boleh jujur aku harus ngaku kalau aku males-malesan banget ngerjain yang satu ini. Padahal kalau lagi niat ngerjain sebenarnya ga makan waktu yang lama. Dalam 1x24 jam aku bisa ngerjain 2 bab meskipun setelah itu revisinya seluas samudera. hehe

Jujur aku agak nyesal kenapa waktu pertama kali proposal judulku diterima, aku gak bikin target yang ketat. Minimal biar aku ga males-malesan begini. Sekarang aja pas lagi revisi dan eneg, aku lebih pilih main dan koar-koar ga penting disini..yay..

ohya, udah segini dulu aja ceritanya. aku punya target lho sekarang. minimal bab 4 udah harus fixed sebelum tanggal 22? bisa gak? (pasti) Harus bisa! hehe.bukankah kalau kita mematok target yang lebih tinggi dari kemampuan kita, maka sesuangguhnya kita akan tersugesti untuk mampu dan mudah mencapai bahkan melampauinya. ngomong-ngomong..kenapa baru sadar sekarang via?? euhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar