Selasa, 14 Juni 2011

the mystery of capital (resume)

Bab 3 dari buku The Mystery of Capital dibuka penulis tentang negara-negara layaknya Uni Soviet dan Amerika Latin menyimpan beberapa hal yang identik seperti rumah yang digunakan sebagai tempat berlindung, sawah yang dibajak lalu ditebari benih lantas dipanen, serta barang-barang dagangan yang diperjualbelikan. Dalam opininya penulis menganggap aset di negara-negara berkembang ataupun negara bekas komunis lebih ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan fisik. Lain halnya dengan kehidupan di barat yang relatif mampu memanfaatkan aset-aset serupa untuk meningkatkan produksi dengan mengamankan kepentingan lain. Contoh nyatanya adalah dengan pemberian hipotek maupun dengan menjamin persediaan bentuk-bentuk kredit dan fungsi publik lainnya.

Penulis mencoba menjawab pertanyaan mengapa pemanfaatan bangunan dan tanah di tempat lain di dunia tidak menghasilkan nilai diluar sifat alami mereka? Jawabannya ialah bahwa kapital mati itu sendiri ada karena kita telah lupa (atau mungkin tidak pernah menyadari) bahwa mengubah aset fisik untuk menghasilkan kapital- contoh dengan menggunakan rumah anda sebagai jaminan untuk meminjam uang demi pembiayaan sebuah perusahaan- memerlukan suatu proses yang sangat rumit.

“Kita tampaknya malah melupakan proses yang memungkinkan kita memperoleh kapital dari aset.” Kalimat tersebut dilontarkan penulis untuk menghantarkan pembaca kepada fakta selanjutnya bahwa sekitar 80% dari dunia tidak mampu menghasilkan kapital. Parahnya lagi negara-negara maju seakan tidak mampu mengajarkan kunci bagaimana dunia barat mampu mengubah aset menjadi kapital yang berlimpah.

Untuk memperdalam makna kapital itu sendiri, penulis pun mengajak pembacanya merunut sejarah kata-kata kapital itu yang dalam bahasa latin abad pertenggahan diartikan sebagai seekor sapi atau hewan ternak lainnya sebagai sumber kekayaan penting di samping daging yang mereka sediakan. Contoh nilai tambah dengan memanfaatkan hewan ternah dalamranah industri bisa berupa susu, kulit, wol, daging, dan seterusnya.  Dengan demikian istilah kapital berawal dari melakukan dua pekerjaan secara bersamaan. Menangkap fisik aset-aset (hewan ternak) sebagaimana potensi mereka untuk menghasilkkan nilai tambah.

Pemikiran smith mengenai makna kapital pun dikutip penulis. Menurut penulis, Smith menggambarkan kapital sebagai potensi yang ia miliki untuk menciptakan kegiatan produksi yang baru yang tentu saja bersifat abstrak. Pemahaman yang  sealiran dengan pandangan smith juga dapat dilihat dalam pemikiran ekonom klasik seperti Sismonde de sismondi, seorang ekonom swiss di abad 19 yang menilai kapital sebagai “sebuah nilai tetap yang berbiak dan tidak akan binasa.”
Namun seiring perkembangan sejarah, kapital kini lebih diidentikkan dengan materi perorangan. Pikiran kita saat ini tentu lebih mudah memahami “uang” dibanding kapital. Seccara sederhana Smith menganalogikan uang sebagai jalan raya  yang disatu sisi mempermudah alur distribusi barang namun tidak mampu memproduksi barang itu sendiri...........(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar