Minggu, 04 Maret 2012

Yang Menyenangkan (Untuk Direnungkan)

berfikirlah dengan sedikit hati


  • Kenapa harus?
Di dunia yang semakin hingar-bingar ini *apaancobak* cuma satu pertanyaan yang paling sering mengganggu pikiran aku: kenapa ada orang yang memilih peran antagonis alias jadi orang yang gak menyenangkan untuk orang di sekitarnya?? Orang macam ini bisa ditemukan diberbagai tempat, di twitter, jejaring sosial lainnya atau dikehidupan nyata. Dimana yang terakhir ini nyebelin banget karena kita gak mungkin bisa 'mute' mulutnya atau 'unfollow' dia. hehe kidding..

Sesungguhnya sudah menjadi kodrat kalau kita hidup di dunia ini ga mungkin sendiri. Nah kemustahilan untuk hidup sendiri itulah yang membuat kita harus memperhatikan diri kita. Bagaimana pola interaksi kita dengan orang lain, bagaimana cara kita berkomunikasi. Ya, komunikasi menurutku adalah seminim-minimnya bukti bahwa kita masih manusia alias makhluk yang butuh bersosialisasi. Dengan kata lain kalaupun kita bukan Thomas Alfa Edison atau Steve Jobs yang berguna buat orang lain yahh minimal kita gak mengganggu atau menyusahkan orang lain.

Ayuk kita bahas lebih jauh lagi gimana karakter si gak menyenangkan ini..selanjutnya bisa kita sebut dengan singkatan si YGM (si 'yang gak menyenangkan') . Nah silahkan dicocokkan sendiri dikehidupan teman-teman apakah pernah menemukan tipikal manusia seperti ini atau malah ngerasa tertohok karena mirip dengan kepribadian sendiri. *ups* mendingan lah ya masih nyadar jadi bisa evaluasi diri daripada enggak. :p

Ciri-ciri si YGM ini dari pandangan aku sendiri, ya mungkin dari pengalaman-pengalaman hidup *cie* yang udah aku laluin. YGM ini sejatinya pasti ada disekitar kita, enatah itu kita termasuk orang sial sehingga satu dikelilingi orang YGM atau hanya ada 1-2 orang YGM disekitar kita. Yang jelas kalau kamu berada di lingkungan YGM ini, aura akan menjadi panas, muka merah padam karena nahan boker mangkel, dan kepalan tangan mencengkram erat karena pengen nonjok tapi takut jadi pesakitan. Sejauh ini pernah ngalamin situasi begitu?

Whoaa, dahsyat ya efek dari si YGM ini, sampe yang kita sebagai orang dewasa yang sadar dan full selfcontrolling bisa ikut terpengaruh oleh aura negatifnya. Ini kenapa dari tadi menghujat gak ngomong-ngomong cirinya..hehe, maaf...ga hujat donk ya wong nomention #eh

Ohya kalau buat aku yang paling kentara itu tipe YGM adalah:

1. Komen Ga Pake Hati
Bisa dibayangkan, misalnya nih ya, kamu sedang suka-sukanya dengan satu hal, atau apapun lah ya yang terjadi di diri kamu yang mungkin samasekali sedikitpun secuilpun gak akan pernah ada kaitannya dengan si YGM ini, maka saksikanlah saudara-saudara, si YGM yang terhormat akan seenak jempolnya ngeluarin komentar yang antitesis dengan apa yang mungkin ingin kita dengar atau minimal yang seharusnya bisa ia berikan sesuai ajaran budi pekerti yang udah diajarin sejang duduk di bangku seragam merah putih kali ya.
Well sebenernya gampang aja buat satu dua kali kita ignore, tapi apa kabar kalau dia ngebacot setiap hari dan hidup kita ga pernah lepas dari komentarnya yang sadis, ketus, dan diragukan efek konstruktifnya. 

Parahnya lagi, ada beberapa alasan yang kadang melatari orang yang suka sinis ini. Yang pertama karena dia memang pengen kritik kita tapi kebingungan memilih diksi yang sopan bin diplomatis supaya enak didengar. Nah untuk yang jenis ini kita perlu kasihan dan mungkin dengan elus dada juga berterimakasih dan liat sisi baik dari komentar tersebut. Atau sebenarnya dia udah milih diksi yang baik, eh tapi intonasinya nyengat bokk, tau kan intonasi nyengat itu gimana, aduh susah juga jelasinnya ni. Pokoknya yang sesopan mungkin deh, gak kayak preman pasar senen. hehe :p

Alasan kedua seseorang sinis bisa jadi karena faktor jrengjrengg duh ga enak nyebutnya..SIRIK! sayang banget kalau kadang komentar kita hadirkan cuma karena faktor ini. Jadinya kita kedengaran gak bersahabat dan gak menyenangkan samasekali. Misalkan ada satu temen yang datang dengan tas baru yang lagi dia demen-demennya, nah miss sirik ini dengan mudah komentar: 'eh, itu kan tas yang ada di toko ini, harganya murah banget lho, kemarin aku liat....dan bla bla bla, semua hal yang bertolak belakang dengan ekspektasi apapun yang ingin di dengar si target.

Nah untuk urusan pake hati ini,marilah kita sebagai manusia mau laki-laki ataupun perempuan, selayaknya memilah dan memilih apa-apa yang mungkin mau kita bicarain ke lawan bicara kita, siapapun itu, terutama saat bicara dengan wanita yang mau gak mau kadang harus dipahami sensitifitasnya lebih. Apalagi kalau sesama wanita, harusnya sudah lebih mengerti apa yang ingin didengarkan lawan bicara atau mungkin yang tidak. Terutama lagi nih ya, kalau kita udah mengenal kepribadian lawan bicara kita, gak ada salahnya untuk berbicara dengan empati yang lebih. Misalnya si A orangnya gampang down, ya kalau komentarin dia mbok jangan yang nyablak, atau misalnya si B orangnya kita tahu gampang panik, nah ada baiknya ngasih komen yang lebih soft dan menenangkan, ribet? ya jangan dibikin ribet, lama kelamaan pasti bakal otomatis terbawa ke keseharian kita kok. Itung-itung buat melatih sensitifitas..:)

2. Tipe Kepo

Pasti sering kan bergaul dengan tipe seperti ini. Kayaknya kita berasa artis aja, apapun, catet, apapun yang kita lakuin yang SEKALI LAGI gak ada kaitannya dengan kehidupan dia akan di ikutcampuri. Sebenarnya ga masalah juga kalau ke-kepo-an itu cuma hadir sesekali, yah itung-itung kita anggaplah dia sangat-sangat perhatian kepada kita, tapi omagahhh, bayangin kalau kepo itu datang bertubi-tubi ke kita. Misalnya aja, kamu dengan antengnya dateng ke tempat kerja, kampus, atau ke tempat temanmu, nah tiba-tiba the Kepo mulai beraksi:
'eh kok udah rapi, mau kemana lagi abis ini?' -->(mau ke tempat A, dalem hati: sirik kan lo gw dah rapi? sirik kan? yeyyeye)
'oh, mau ngapain? sama si anu atau ma si itu? -->(sama si anu..energi mulai terkuras)
'lama gak? trus mau bla bla bla blahhh....'--->(tinggal pergi brrrrrmmmm)

Nah kenapa sifat kepo ini kadang gak menyenangkan? jawabannya adalah karena kadarnya yang suka gak dikontrol dannn ya hampir sama kayak yang tadi, gak disampaikan dengan cara yang benar dan mendamaikan hati..Jadi bisa dibilang kadang wong kepo ini merasa kekepoan itu candu, dia akan ngelakuin itu terus terus dan terus sampe mungkin ada orang yang tega bentak dia dan bilang gini: 'eh kayaknya gapenting banget deh lo banyak tanya tentang gue, lo ga ada kerjaan atau gimana? ah atau jangan-jangan lo terobsesi dengan gue?' berani bilang begitu? ga usah lah, cuekin aja. Karena orang kepo ini kayak udah padanannya biasanya juga BIANG GOSIP ---> next

3. BIANG GOSIP

Nah ini yang super nyuper meneeer palingggggg menyebalkan. Bigosers!! Ada satu artikel yang aku pernah baca klo ga salah dari kompas female yang membahas masalah ini. Gosip merupakan hal yang terkadang sedikit identik dengan perempuan, deskripsinya ya apapun itu yang membahas, menggunjing, dan menceritakan kehidupan orang lain yang kalau orang tersebut dengar dia PASTI gak akan suka (ya iyalah, makanya ceritanya dibelakang). Bedanya bigos dengan yang pertama adalah kalau bigos suka main belakang, sedang yang ga pake hati itu main hajaaar maneh di depan kayak jet coaster nubruk trotoar, makjleb, serrrr...

Kembali ke artikel itu, jadi ya disitu dijelasin kalau membicarakan orang lain sebenarnya memberi efek positif bagi yang melakukannya (blm tentu buat yg jadi objek). Kalau untuk wanita 'bergosip' bisa menjadikan alat melepaskan hormon yang ga baik ditubuhnya dan dikatakan juga kalau membicarakan orang lain pada dasarnya merupakan sifat lahiriah manusia. Tapi CATAT, yang ditekankan di artiikel itu adalah jenis 'membicarakan orang' yang positif, bahkan mungkin ga perlu sebut nama. Jadi ya, misalkan kayak postingkuu kali ini yang siapa tau juga terinspirasi dari orang-orang yang aku kenal tapi aku arahkan lebih ke pelajaran bersama aja. Jadi ya kayak cerita-cerita logis, seempiris mungkin, gak dibumbui ini itu, daaan gak perlu titik tekannya di si A atau si B, atau C. intinya kita membahas seseorang dengan suatu masalah dan kita jadikan pembelajaran, thats inaf. Susah? harus jadi kebiasaaan...mau gimana lagi, masak kamu mau digosipin orang, kalau kata agama menggosip itu sama dengan makan daging saudaramu sendiri..aihhh sumanto-nisme jeunkkkk ..wegah!

4. Tipe bukan pendengar yang baik

Untuk yang terakhir ini memang agak susah dijelasin, karena mendengar itu adalah proses yang berlaku dalam keadaan pasif *halah mak berat kali bahasa* ya maksudnya ga mungkin kan ada pendengar yang baik tandanya dia punya kuping selebar trotoar atau mulitnya kecil karena jarang ngomong alias dengerr terus. Bukan..bukan. Pendengar yang baik..apa yaa? klo menurutku pendengar yang baik itu lebih mudah dirasakan daripada dibicarakan. Dia adalah orang yang sudah mencapai titik kedewasaan tertinggi menurutku. Jadi dia udah menghilangkan semua sifat-sifat jelek diatas dari dirinya. Dia udah ga egois untuk mengutamakan kepuasannya dalam berinteraksi. 

Hal yang paling mudah mengidentifikasi tipe pendengar yang baik adalah ya gampangnya misalkan saat kita sedang ngomong bahasa tubuhnya mencirikan kalau dia sedang fokus dengan apa yang kita bicarakan, gerak tubuhnya ga menandakan dia sedang menunggu waktu kapan untuk menyela pembicaraan kita dan malah menceritakan dari sisinya. Bukan berarti pasif loh ya, pasti bisa dibedakan. Kadangkan kita suka ngekrik banget kalau sedang misalnya curhat sedih-sedihnya, atau suka banget banget dengan sesuatu, lalu bercerita dengan orang terdekat kita, eh dianya malah boro-boro antusias dengerin kita malah komen nimpalin:

'ih seneng banget abis punya...eppp (sambil nunjukin barang)'---> (disamber) oh aku juga punya yang itu bla bla bla..beli di bla bla,,,harganya sekian sekiian...' erggghhh..parahnya lagi klo dikombinasiin ma nomer satu, dia ga pake hati, jadi tar diakhir dia bisa komen gini 'dan aku nyesel belinya, ga bagus banget sumpah' hahha, maksudnya bukannya ga boleh ngereview dan komentarin itu, tapi kadang kita perlu peduli apa yang lawan bicara kita ingin dengar untuk jadi orang yang menyenangkan..:) toh nanti juga temen kita bakal tau sendiri kalau misalnya barang yang dia beli jelek atau gimana..

  • INTINYA...

Aduhh, jadi panjang ya, dan semoga ada manfaatnya post sepanjang ini. Terutama ditengah pola komunikasi kita yang ga hanya terbatas verbal aja jaman sekarang. Bukan hanya mulut lagi yang jadi harimau, sekarang-sekarang ini kita mulai punya harimau baru yaitu jari. Bagaimana misalnya kita bertanggung jawab pada jari kita saat ngetweet. Gak asal curhat meskipun nomention yang di timeline bisa bikin salah paham, atau bahkan mention yang macem-macem intinya yang sensitif dan beresiko gak ingin didengar oleh yang bersangkutan. 

  • PENTINGNYA APA??
Akhirnya, aku gak akan nulis posting panjang lebar gini kalau menurutku ini ga ada sangkut pautnya dengan hidup kita. Buktinya juga pakar-pakar komunikasi bertebaran dimana-mana dan makin tajir aja hidupnya. Kita gak hidup sendiri di dunia ini, setiap orang juga punya latar belakang berbeda, tingakat penerimaan yang berbeda. Bayangkan betapa banyak kerugian yang bisa disebabkan oleh pola komunikasi yang burut. Lawan bicara akan antipati dengan kita, buruknya lagi apa yang kita katakan mungkin bisa mempengaruhi energinya menjadi negatif. 

Terus untuk diri kita sendiri kenapa mengevaluasi diri mengenai ini menurutku penting...karena aku udah merasakan sendiri buktinya. Kalau boleh curhat, aku pernah tanya sama mama misalnya, kenapa kadang di waktu-waktu tertentu malas untuk ikut nimbrung bareng ibu-ibu komplek, beliau sederhana aja jawab 'mama males, nanti jadi ikut bicarain orang'. Ringkas tapi berpengaruh besar di aku. Faktor lingkungan dirumah yang ga membiasakan aku untuk menceritakan orang lain membuat gosip bukan hal yang lumrah. Nah bayangin misalnya kita masih gak mau jadi pribadi yang menyenangkan, masih ketus, gemar bergosip, dll..bagaimana nasib anak-anak kita nantinya....*prihatin*

  • SANGAT SEDIKIT dari aku...

Terus kalau kadang suka gak menyenangkan caranya gimana? cara paling mudah menurutku adalah menumbuhkan empati. Ya, apa itu empati? gampangnya gini, saat kamu mau berucap, tanyakan dulu pada diri sendiri, bagaimana kalau ucapan itu tertuju ke aku, apa akan menyenangkan? atau baiklah, kalau kita termasuk tipikal yang ga sensitif samasekali ya minimal tahan aja apa yang mungkin gak perlu diucap. makanya ada ungkapan diam itu emas kan? kalau kita bisa memilih untuk jadi yang menyenangkan, kenapa kita jadi antagonis dalam hidup? be friendly :)

nb: tipe-tipe diatas hanya sedikit dari poin-poin atas sifat gak menyenangkan yang mungkin ada di diri seseorang. Bisa diterjemahkan lebih jauh dan dikait-kaitkan sendiri, asal jangan dimasukin hati banget, nanti jatohnya ngejudge, gosip maneh atau down karena ngerasa buruk rupa cermin dibelah. Heheh, cukup dipikir pakai logika aja. Ga mungkin kita memilih untuk jahat, kadang kita cuma ga tau apa yang kita lakukan..ya gak..cheersss




Tidak ada komentar:

Posting Komentar